[Pikir] Transformasi Sistem Kehidupan

[Pikir] Transformasi Sistem Kehidupan

pikir1-2

Bagian Satu. Transformasi sistem kehidupan terdiri dari tiga kata, yaitu transformasi, sistem, dan kehidupan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), kata transformasi memiliki dua arti. Pertama, transformasi adalah perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya). Kedua, transformasi adalah perubahan struktur gramatikal menjadi struktur gramatikal lain dengan menambah, mengurangi, atau menata kembali unsur-unsurnya. Kedua arti tersebut mengandung satu kata yang menunjukkan makna dasar dari kata transformasi, yaitu perubahan.

Kata kedua dalam judul tulisan ini adalah sistem. Arti kata sistem menurut KKBI ada tiga, yaitu (a)perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; (b)susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya; serta (c)metode. Ketiga pengertian ini menunjukkan satu kualitas dasar dari sistem, yakni kualitas keteraturan / pola.

Kata terakhir pada judul tulisan ialah kehidupan. Kata dasar dari kehidupan adalah hidup. Menurut KKBI, hidup itu berarti:

  1. masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya (tentang manusia, binatang, tumbuhan, dan sebagainya);
  2. bertempat tinggal (diam);
  3. mengalami kehidupan dalam keadaan atau dengan cara tertentu;
  4. beroleh (mendapat) rezeki dengan jalan sesuatu;
  5. berlangsung (ada) karena sesuatu;
  6. tetap ada (tidak hilang);
  7. masih berjalan (tentang perusahaan, perkumpulan, dan sebagainya);
  8. tetap menyala (tentang lampu, radio, api); tetap bergerak terus;
  9. masih tetap dipakai (tentang bahasa, adat, sumur, dan sebagainya);
  10. ramai (tidak sepi dan sebagainya);
  11. seakan-akan bernyawa atau benar-benar tampak seperti keadaan sesungguhnya (tentang lukisan, gambar);
  12. seperti sungguh-sungguh terjadi atau dialami (tentang cerita);
  13. seruan yang menyatakan harapan mudah-mudahan tetap selamat.

Ketigabelas pengertian hidup di atas mengandung makna ada maupun bergerak. Arti kata kehidupan itu sendiri menurut KKBI ialah cara (keadaan, hal) hidup. Maka kehidupan dapat kita artikan sebagai cara berada ataupun cara bergerak.

pikir2-2Diagram pengertian tersebut memperjelas penyimpulan arti transformasi sistem kehidupan, yaitu sebagai perubahan pola dari cara berada dan bergerak. Meskipun demikian, diagram pengertian ini masih memunculkan banyak pertanyaan. Pola mana yang perlu diubah? Kapan suatu pola dari cara berada & bergerak itu perlu diubah? Bagaimana kita dapat mengidentifikasi kebutuhan perubahan tersebut, maupun mengetahui cara untuk mengubahnya? Apa dampaknya bila perubahan pola itu tidak kita lakukan? Atau apa pentingnya perubahan pola itu dilakukan? Pertanyaan 5W (what, where, when, who, why) 1H (how), atau adiksimba (apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, & bagaimana), akan membantu kita lebih utuh dalam memahami dan menyelenggarakan transformasi sistem kehidupan.

Bagian Dua. Ada banyak jembatan yang dapat kita lalui untuk menemukan jawaban. Tulisan ini akan menyediakan sebuah contoh kisah transformasi sistem kehidupan sebagai salah satu jembatan untuk mengenali jawaban atas pertanyaan adiksimba di atas.

pikir3-2Contoh kisah diambil dari biografi Ray Charles. Ia terlahir sebagai sulung dari 2 bersaudara. Pada usia 7 tahun, ia terpaku melihat adiknya tenggelam sampai meninggal. Ibunya spontan berteriak: “Mengapa kamu diam saja dan tidak memanggil ibu untuk menolong?!” Mengamati tangisan merana ibunya saat pemakaman, membuat Ray turut merasakan luka yang mendalam. Sampai dewasa, ia merasa bersalah dan menjadi penyebab dari kepergian adiknya.

Ray Charles adalah anak yang terlahir dengan fisik normal, setidaknya sampai ia berusia 7 tahun. Namun setelah adiknya meninggal, matanya pelan-pelan semakin rabun. Ibu berusaha mengobatinya dengan salep dari dokter. Namun bukannya membaik, keadaan mata Ray malah terus semakin memburuk dengan cepat, sampai akhirnya ia buta total.

Suatu hari, Ray jatuh tersandung kursi di dalam rumahnya. Ia spontan berteriak memanggil ibu untuk meminta pertolongan. Ibu sempat langsung ingin mendekati, namun hanya 1 langkah, kemudian ibu menguatkan hati dan menahan dirinya. Ia hanya mengamati Ray dari kejauhan saja.

Pelan-pelan rengekan Ray berhenti. Ia menajamkan pendengarannya. Kepalanya bergerak sesuai arah sumber suara yang ada di sekitar. Ibu memperhatikan setiap gerakan kepala anaknya. Ray bahkan mendengar suara kaki jangkrik melangkah, lalu bangkit berjalan pelan-pelan dan berhasil meraup jangkrik dari kolong kursi. Ibu Ray tersenyum menahan tangis tanpa suara. “Ya, Ibu, aku juga tahu engkau ada di sana, mengapa engkau menangis, Ibu?” tanya Ray waktu itu. “Ibu menangis karena merasa sangat bahagia,” jawabnya sambil memeluk Ray erat.

Adegan serupa terjadi saat ibu melepas Ray pergi naik bus sendirian ke kota untuk masuk sekolah luar biasa (SLB) pertama kalinya. Meski ibu membesarkan anaknya seorang diri dengan ekonomi berkekurangan, namun ia selalu mengutamakan kepentingan anaknya. Ia memahami bahwa SLB dapat memberi pendidikan lebih baik bagi Ray, yang tidak dapat ia ajarkan sendiri di rumah. Ray menangis dan menolak pergi. Ia merengek dan memohon untuk boleh tetap tinggal bersama ibunya: “Aku tidak butuh pendidikan, Bu, aku hanya ingin bersama dengan ibu!” Lagi-lagi, sang ibu menguatkan hati, dan menegaskan kepada Ray bahwa ia perlu belajar mandiri untuk sejahtera.

Singkat cerita, ibu Ray meninggal karena sakit dan dalam kondisi kekurangan. Ray kemudian tumbuh dewasa dan mandiri sebagai musikus. Nada dan lirik ciptaannya sungguh unik dan belum pernah ada sebelumnya. Idenya berasal dari kejadian hidup yang dialami saat itu. Warna ekspresi idenya selaras dengan minat dan intuisinya. Rentang minat Ray termasuk luas. Gaya bermusiknya termasuk kreatif. Ia tidak terikat pada satu aliran musik tertentu, melainkan dapat bermain dalam berbagai aliran musik secara khas ala Ray, ataupun memadukan beberapa aliran musik secara padu. Dunia musik pun mengapresiasinya sebagai karakter musik Ray Charles.

Kreativitas Ray ini menstimulasi anggota timnya untuk juga spontan mengekspresikan kreativitas setiap orang dari mereka, sesuai peranannya, dalam rangka menyesuaikan diri dan menciptakan harmoni musik. Beberapa anggota tim musik yang wanita bahkan sangat mengidolakan Ray, dan melewati batas dengan menjadi kekasih gelapnya.

Ray terbuka mengasihi dan bertanggung jawab atas kehidupan para kekasih gelapnya, sekaligus 100% tegas menyatakan bahwa ia tidak akan pernah meninggalkan keluarganya. Waktu kecil, keluarga Ray ditinggalkan oleh bapaknya, yang  memiliki 3 keluarga.

Ketidakhadiran bapak, kemiskinan ibu, kebutaan, dan meninggalnya adik merupakan 4 kejadian yang membuat Ray merasa berada dalam kegelapan, dan merasa ketakutan berada di dalam kegelapannya itu. Untuk mengatasinya, Ray memakai heroin. Konsumsi heroin yang teratur secara perlahan namun pasti membuat Ray kecanduan dan mempengaruhi fisiknya.

Kelemahan ini ditangkap oleh musuhnya, yaitu pengusaha musik di Georgia. Ray tidak sengaja menjadi target musuh sang pengusaha karena ia membatalkan kontrak pertunjukan. Pada awalnya, Ray sepakat dengan pengusaha, yang menganggap larangan bagi warga kulit hitam untuk turun ke lantai dansa adalah hal wajar yang tidak dapat ia ubah. Namun ada satu orang warga yang mengejar Ray dan menyampaikan argumentasi logis. Ray pun tersadar. Ia dapat menunjukkan sikap tegas terhadap perlakuan diskriminatif. Maka Ray langsung menolak tampil bila larangan diskrimintaif itu tetap diberlakukan dalam pertunjukan musiknya. Oleh karena itulah, sang pengusaha berusaha memasukkan Ray ke penjara.

Tidak berhasil menjebloskan Ray dalam kasus pembatalan kontrak pertunjukan, membuat pengusaha semakin bernafsu memburunya. Ia dijebak oleh aparat keamanan dan pers yang disuap oleh pengusaha, sehingga kecanduan Ray akan heroin terkuak dan dieksploitasi berlebihan. Ray pun terancam hukuman penjara dan hancur berantakan karir musiknya.

Di tengah belenggu heroin dan tekanan sosial tersebut, Ray terjaga oleh pernyataan isterinya: “Ada satu hal yang kau lebih cintai daripada dirimu, anakmu, aku, ataupun semua wanita yang kautiduri, yaitu musikmu! Apakah kamu mau racun ini menghancurkan musikmu, dan merenggut segala yang kau kasihi darimu?!”

Ray lalu berkomitmen bulat dan berjuang keras untuk sembuh dari kecanduan heroin. Ia bahkan memilih mengalami kesakitan fisik tanpa obat pereda nyeri sama sekali. Dalam proses kesakitan dan penyembuhannya, ia berhadapan kembali dengan luka-luka batinnya semasa kecil, serta mampu memaafkan dan menerima diri sendiri dan orang lain. Pada akhirnya, Ray Charles sembuh dari kecanduan heroin, terbebas dari ancaman hukuman penjara, berhasil menghapus larangan diskriminitaif dalam pertunjukan musik di Georgia, dan terus berkarya dalam dunia musik hingga akhir hidupnya.

pikir4Bagian Tiga. Setelah kita menyusuri kisah hidup Ray Charles barusan, mari kita telaah secara adiksimba, untuk mengenali transformasi sistem kehidupan secara sederhana:

  1. Apa sajakah yang terjadi?
  2. Dimana dan kapankah perubahan itu berlangsung?
  3. Siapa dan apa sajakah yang terlibat dalam menyelenggarakan perubahan cara berada dan bergerak tersebut?
  4. Mengapa perubahan itu dilakukan? Apa buah dari transformasi sistem kehidupan?
  5. Bagaimana kebutuhan akan perubahan itu diidentifikasi dan dapat dilakukan?

Transformasi sistem kehidupan (perubahan pola dari cara berada dan bergerak) yang terjadi dalam kisah hidup Ray Charles setidaknya ada enam. Pertama, perubahan manajemen fungsi penginderaan, yaitu fungsi pendengaran dan perabaan menjadi sumber informasi utama bagi Ray, menggantikan fungsi penglihatannya yang tidak lagi berdaya memberikan informasi. Kedua, perubahan cara memenuhi kebutuhan, yang semula bersandar kepada ibu sebagai sumber pertolongan, menjadi mandiri menemukan solusi untuk memenuhi kebutuhan. Ketiga, perubahan gaya bermusik, dari mengikuti aliran musik yang ada, kemudian menciptakan karakter unik sebagai aliran musiknya sendiri. Keempat, perubahan keadaan finansial, yaitu dari berkekurangan menjadi berkelimpahan. Kelima, perubahan sikap diskriminasi masyarakat Georgia, yaitu dari diskriminatif antara kulit putih dan kulit hitam, menjadi egaliter antar warna kulit. Dan keenam, perubahan cara mengelola ketakutan, yang  awalnya ketakutan akan keberadaannya di dalam gelap berusaha ia atasi ataupun hindari, kemudian pada akhirnya dapat ia hadapi.

pikir5Bila kita telaah lebih dalam, stimulus yang mengawali terjadinya transformasi sistem kehidupan dalam biografi Ray Charles adalah kejadian kehilangan (penglihatan dan nyawa adik). Reaksi awal yang spontan muncul bersifat sejalan dengan stimulus, yaitu perasaan berada di dalam kegelapan, dan ketakutan akan keberadaannya di dalam kegelapan. Perjalanan transformasi sepanjang kehidupan ternyata kembali berujung pada stimulus di awal / ketakutan / kesulitan. Hanya respon yang dipilih tidak lagi reaktif mengatasi / menghindari stimulus, melainkan menghadapi dan melampauinya.

Dengan demikian, jawaban dari pertanyaan “apakah transformasi sistem kehidupan itu?” dapat kita rumuskan sebagai berikut: perubahan respon terhadap kesulitan, dari tidak mau menghadapi (dengan berusaha mengatasi – menghindari), menjadi bersedia menghadapi kesulitan. Rumusan ini berlaku dalam keenam transformasi sistem kehidupan Ray Charles. Rumusan ini juga sejalan dengan pernyataan Covey (2001): “Kebiasaan efektif mendahulukan yang utama bukanlah melulu soal pengaturan waktu. Separuhnya lagi adalah belajar menangani ketakutan dan tekanan sesama. Mendahulukan yang utama itu membutuhkan keberanian, yang membuatmu ke luar dari wilayah nyaman. Jangan pernah membiarkan ketakutanmu yang membuatkan keputusan bagimu (mendiktemu untuk langsung bertindak mengatasi / menghindarinya-red.). Kamulah yang harus mengambil keputusan .”

Pembahasan selanjutnya akan dipaparkan dalam bentuk tabel agar lebih jelas terlihat.

pikir7

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

pikir6

Kesimpulan. Transformasi sistem kehidupan adalah perubahan respon terhadap kesulitan, dari tidak menghadapi (dengan cara menghindari / mengatasinya), jadi menghadapi. Perubahan respon terjadi mulai di titik pijak, misalnya pada seorang individu, mulai dari respon tubuhnya sendiri, dari mengusir kesakitan, jadi bersedia mengalami nyeri. Rentang waktu kejadian perubahan semakin lama semakin panjang. Ibarat daya tahan / kapasitas nafas seorang pelari, yang semakin sering dilatih akan menjadi semakin kuat.

Perubahan respon terhadap kesulitan ini akan berbuah banyak, mulai dari terpenuhinya kebutuhan fisik, rasa aman, rasa cinta, rasa berharga, maupun rasa penuh bermakna. Ketika situasi dan kondisi tidak sesuai harapan, yang muncul bukan lagi perasaan terganggu, melainkan tulus hati menyambutnya. Bagaimana ini bisa dilakukan? Seperti kata pepatah, practice makes perfect. Dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari, bangun lah sikap kunci sebelum bertindak: menaruh hormat, menghargai, terbuka menyambut, fokus & total memberikan kontribusi, serta bersedia menyesuaikan diri.***

Sumber Pustaka: kbbi.web.id; Ray (film); id.wikipedia.org; “Tujuh Kebiasaan Remaja yang Sangat Efektif” (Sean Covey, 2001); “Introduction to Theories of Personality” (Hall, C. S. & Lindzey, G., 1985); “Qualitative Research: A Guide to Design & Implementation” (Merriam, S. B., 2009).

Sumber Gambar: adaptasi canva (graphic, photo, design template – world water day facebook post by Meetemp & happy valentine’s day facebook post by selebew); Artquid; media.mutualart.com; Deviantart).

Levianti

Levianti

Levianti, S.Psi, M.Si, Psikolog menjalani keseharian sebagai Dosen Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul. Penerapan keilmuan dilakukan melalui profesi associate assessor di Daya Dimensi Indonesia, associate trainer di Konsultan Intered, serta anggota tim konselor di Pusat Layanan Psikologi UEU dan Biro Konseling Keuskupan Bandung. Minatnya untuk berefleksi dan menulis tersalurkan melalui penyusunan renungan harian bagi Lumen Cahaya Indonesia - youtube Hidup TV. Ia juga menulis lepas di blog Proaktif Online dan Kompasiana. Bersama suaminya, ia pun merintis wirausaha Kopi Bale 62 sejak tahun 2016. Bidang Ilmu Psikologi merupakan panggilan hidupnya yang terus ia tekuni secara sederhana melalui aktivitas hidup harian.

Related Posts

[Pikir] Merefleksikan Keterpisahan Hubungan Manusia Perkotaan dengan Pangan dalam Perspektif Kritis

[Pikir] Mendiagnosa Kebebasan Diri di Era Post-Modern

[Pikir] Mendiagnosa Kebebasan Diri di Era Post-Modern

[Pikir] Kepemimpinan Kaum Muda Dalam Era Globalisasi

[Pikir] Kepemimpinan Kaum Muda Dalam Era Globalisasi

[Pikir] Berkembang Bersama Komunitas

[Pikir] Berkembang Bersama Komunitas

No Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

edisi

Terbaru

Rubrik

Recent Comments

STATISTIK

Online User: 0
Today’s Visitors: 11
Total Visitors: 59716

Visitors are unique visitors