[Jalan-jalan] Kebun Patra

[Jalan-jalan] Kebun Patra

jalan-jalan_any_1
Pemandangan Kebun Patra dilihat dari jalan. (Sumber foto: Dokumentasi YPBB dan KAIL)

 

Pada tahun 2013, YPBB dan KAIL membeli sebidang tanah seluas sekitar 2,5 hektar di Desa Bandasari, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung. Saat ini ada beberapa bangunan yang sudah didirikan di sana. Bangunan pertama adalah sebuah saung. Saung ini terbuat dari bambu dan terdiri atas sebuah ruang terbuka yang luas, sebuah ruang terbuka yang lebih kecil, satu kamar dan satu tempat penyimpanan barang. Selain saung, dua buah kamar mandi juga telah dibangun, lengkap dengan biodigester sebagai pengganti septic tank kolam bertingkat yang nantinya akan berfungsi sebagai pengolah limbah air kamar mandi (grey water).

 

Mengikuti prinsip-prinsip permaculture, tanah tersebut dibagi-bagi dalam beberapa zone, mulai dari zone 0 sebagai pusat kegiatan manusia seperti rumah, dapur, saung pertemuan, sampai ke zone 5 yang dibiarkan menjadi zona liar berisi tanaman-tanaman asli dari hutan Jawa Barat untuk penghijauan daerah tersebut. Pada saat tanah ini dibeli, kebanyakan berisi rumput seperti pada gambar di sebelah kiri (2013). Kami melakukan berbagai upaya penanaman lahan tersebut dengan beraneka jenis tanaman. Pada tahun 2021, kondisinya telah menjadi seperti pada gambar di sebelah kanan (2021).

jalan-jalan_any_2
Perubahan vegetasi di Kebun Patra : 2013 (kiri) dan 2021 (kanan). Sumber foto: Dokumentasi YPBB dan KAIL.

 

Kontur tanah di lahan ini terdiri dari bukit, lembah dan sawah. Sawah ini ditanami padi yang menghasilkan beras untuk dikonsumsi bersama para staf YPBB dan KAIL. Adapun sebagian sawah lainnya diubah menjadi kolam ikan yang berfungsi sekaligus untuk penampungan air. Air ini yang menjadi stok untuk mengairi sawah dan menyiram tanaman-tanaman sayur yang membutuhkan air. Selain kolam, kami juga memiliki beberapa bak penampungan air, yang bisa dijadikan stok untuk menyiram di musim kemarau. Sekarang juga ada angsa di kolam tersebut.

 

jalan-jalan_any_3
Sawah di Kebun Patra (Sumber foto: Dokumentasi YPBB dan KAIL)

 

Di salah satu zona, kami menanam tanaman-tanaman sayuran untuk menyediakan pangan bagi staf dan relawan YPBB dan KAIL. Praktek ini dijalankan dengan mengikuti prinsip-prinsip CSA (Community Supported Agriculture). Dalam CSA, para anggota berkomitmen untuk mendukung pemulihan lahan di Kebun Patra dengan memberikan dukungan finansial terhadap kegiatan produksi pangan dan hasil panennya dinikmati bersama oleh para anggota tersebut. Tanaman-tanaman sayuran tersebut terutama ditanam di zone 1 dan beberapa bagian kecil zona yang lain yang dialokasikan untuk proses-proses produksi yang membutuhkan pengelolaan intensif. Area-area tersebut dipilih dengan mempertimbangkan ketersediaan air sepanjang tahun yang dibutuhkan oleh tanaman-tanaman pangan semusim tersebut.

 

jalan-jalan_any_4
Zonasi di Kebun Patra (Sumber foto: Dokumentasi YPBB dan KAIL).

 

Di lahan CSA ini ditanam berbagai jenis tanaman sayuran lokal untuk memenuhi kebutuhan pangan anggota. Tanaman-tanaman yang ditanam adalah jenis-jenis lokal sehingga benihnya dapat diproduksi sendiri oleh Kebun Patra dan tidak tergantung pada benih-benih produksi pabrik. Berbagai jenis sayuran, kacang-kacangan, bumbu, dan umbi dihasilkan dari Kebun Patra. Jenis-jenis yang dapat ditanam antara lain : terong ungu, terong hijau, bayam hijau, bayam merah, wortel, labu parang, caisim, tomat, daun kenikir, kecipir (jaat), leunca, turubuk, daun singkong, timun, kacang merah, kacang panjang, kacang tanah. cabe keriting, cabe rawit, kecombrang, bawang merah, singkong, ubi jalar dan jagung. Selain itu, penanaman sayuran dan tanaman lokal lainnya merupakan salah satu upaya pelestarian keanekaragaman hayati di Kebun Patra. Setiap dua minggu, Kebun Patra mengirimkan hasil produksi panennya melalui Toko Organis. Berbagai jenis sayuran yang panen pada saat itu didistribusikan untuk para anggota. Proses distribusi dilakukan dengan prinsip-prinsip seminimal mungkin menghasilkan sampah.

 

jalan-jalan_any_5
Hasil panen dari Kebun Patra. (Sumber foto: Dokumentasi YPBB dan KAIL)

 

Di Kebun Patra juga ditanam berbagai tanaman buah-buahan, seperti lemon, pisang, pepaya, alpukat, murbei, jeruk manis, mangga, durian, jambu dan beberapa jenis tanaman buah lainnya. Tanaman-tanaman ini ditanam di zona yang tidak terlalu membutuhkan perawatan intensif.

 

Selain sayur dan buah, Kebun Patra juga memiliki tanaman-tanaman kopi. Kopi-kopi ini dipanen setiap tahun dan diproses secara natural dan menghasilkan biji-biji kopi kering (green bean). Biji-biji kopi ini kemudian disimpan dan sewaktu-waktu dapat disangrai (roasting) dan digiling (grinding) sesuai kebutuhan. Saat ini jenis pemrosesan kopi yang paling banyak diminati adalah medium roasting dan medium grinding. Meskipun demikian, ada pula teman-teman yang memesan kopi sesuai selera, seperti dark roasting (disangrai sampai hitam) dan fine grinding (digiling halus). Ada dua jenis kopi yang ditanam di Kebun Patra. Jenis pertama adalah jenis kopi arabika. Jenis ini menjadi tanaman kopi utama yang ditanam di kebun ini. Jenis kopi kedua adalah jenis kopi robusta, yang sebetulnya ditanam sebagai tanaman pembatas lahan. Kedua jenis kopi ini menghasilkan panen setiap tahun dan dikonsumsi oleh teman-teman para pecinta kopi, khususnya dari YPBB dan KAIL.

 

jalan-jalan_any_6
Penjemuran kopi di Kebun Patra (Foto: Dokumentasi Kebun Patra)

 

Kebun Patra juga mengembangkan budidaya lebah madu. Lebah-lebah ini diambil dari hutan dan dibiakkan di Kebun Patra dalam box-box pemeliharaan lebah.lbah-lebah ini menghasilkan madu yang dipanen secara berkala. Adapun rasa dan warna madu yang dihasilkan bermacam-macam. Warna yang lebih gelap menandakan bahwa madu tersebut berada di sarang lebah lebih lama dari madu yang warnanya lebih terang. Rasa madunya bervariasi dari yang cenderung lebih asam ke cenderung lebih manis. Rasa madu yang dihasilkan dipengaruhi oleh jenis bunga yang menjadi makanan lebah.

jalan-jalan_any_7b
Budidaya lebah madu di Kebun Patra (Foto: Dokumentasi Kebun Patra)

 

Kebun Patra ini adalah salah satu upaya YPBB dan KAIL untuk memulihkan bumi, mulai dari lahan milik sendiri. Dari proses delapan tahun bekerja di Kebun Patra, ada beberapa hal yang dapat kami pelajari.

 

Pertama-tama, kami menemukan bahwa alam memiliki kemampuan untuk memulihkan diri. Alam yang rusak dapat pulih kembali, apabila diberi kesempatan dan kondisi-kondisi yang mendukung pemulihannya.

 

Pembelajaran kedua adalah bahwa proses pemulihan tersebut bukanlah proses instan. Proses tersebut membutuhkan waktu. Di awal kami memulai inisiatif ini, waktu terasa sangat lama, karena perubahan-perubahan tersebut terjadi dengan lambat dan bahkan tampak seperti tidak ada perubahan yang berarti. Seiring waktu berjalan, perubahan-perubahan yang terlihat akan semakin banyak dan makin jelas perbedaannya dengan kondisi awal. Untuk itu, dibutuhkan kesabaran dan konsistensi dalam waktu yang cukup panjang untuk memastikan proses pemulihan tersebut betul-betul terjadi.

 

Pembelajaran ketiga adalah bahwa proses pemulihan tersebut tidak hanya memulihkan bumi. Proses ini juga turut memulihkan manusia sebagai pendukung sekaligus penerima manfaat dari upaya pemulihan tersebut. Terutama karena kami mendapatkan makanan sehat, maka kami ikut menjadi lebih sehat. Kemudian, kami ikut berbahagia melihat perubahan-perubahan di Kebun Patra. Kebahagiaan ini tentu berkontribusi pada perbaikan kualitas hidup kami. Apalagi teman-teman yang menyempatkan diri datang ke Kebun Patra untuk panen, jalan-jalan, kemping atau mengajak anak-anak bermain di sana. Pemeliharaan Kebun Patra juga memberikan penghasilan bagi beberapa orang petani perawat kebun. Mereka dapat berkarya sebagai petani dan mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

 

Kita dapat melihat bahwa, telah cukup banyak rahmat yang mengalir dari Kebun Patra. Semoga semakin lama rahmat itu makin menyebar dan dirasakan oleh semakin banyak orang. Semoga pembelajaran yang diperoleh dari pemulihan Kebun Patra akan berguna bagi upaya-upaya pemulihan alam di tempat-tempat lainnya.

***

Any Sulistyowati

Any Sulistyowati

Any Sulistyowati adalah trainer dan fasilitator di Perkumpulan Kuncup Padang Ilalang. Peran utama yang sedang dijalani saat ini adalah: (1) memfasilitasi komunitas/ organisasi/ kelompok untuk membuat visi bersama dan perencanaan untuk membangun dunia yang lebih berkelanjutan, (2) menuliskan inisiatif-inisiatif untuk membangun dunia yang lebih berkelanjutan, (3) membangun pusat belajar (Rumah KAIL) untuk memfasilitasi proses berbagi dan belajar antar individu dan organisasi.

Related Posts

[Jalan-jalan] Mencari Celah Menyemai Manfaat di Tengah Diskursus Masalah Pangan Lokal

[Jalan-jalan] Mencari Celah Menyemai Manfaat di Tengah Diskursus Masalah Pangan Lokal

[Jalan-jalan] Merawat Ingatan Perjuangan Aktivis “Korban” Program Pemberdayaan ala Pemerintah

[Jalan-jalan] Merawat Ingatan Perjuangan Aktivis “Korban” Program Pemberdayaan ala Pemerintah

[Jalan-jalan] Jalan-jalan ke Kebon Hiris

[Jalan-jalan] Jalan-jalan ke Kebon Hiris

[Jalan-jalan] Menjelajahi Tierra Valiente – Kostarika

[Jalan-jalan] Menjelajahi Tierra Valiente – Kostarika

No Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

edisi

Terbaru

Rubrik

Recent Comments

STATISTIK

Online User: 0
Today’s Visitors: 6
Total Visitors: 59711

Visitors are unique visitors