[Profil] Masterplan Desa:  Membangun Kehidupan Berkelanjutan di Dusun Serut

[Profil] Masterplan Desa: Membangun Kehidupan Berkelanjutan di Dusun Serut

profil-1-2
Salah satu kegiatan Masterplan Desa Sumber foto: https://www.masterplandesa.com/tentang-kami/

 

Masterplan Desa adalah sebuah lembaga yang dibentuk oleh Kementerian Perumahan Rakyat untuk menjembatani beberapa hal terkait dengan perumahan tahan gempa. Selain itu, mereka juga menerjemahkan kebijakan-kebijakan ke dalam bentuk bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat. Saat ini Masterplan Desa membantu mendampingi proses Perencanaan Pembangunan Desa Jangka Panjang dan berorientasi untuk membangun desa mandiri pangan, mandiri energi dan tangguh bencana berbasis ekonomi lokal yang berdaya saing.

Layanan yang diberikan antara lain penyusunan profil desa, roadmap pembangunan, branding & festival, peraturan desa, dan desain kawasan, serta e-desa.  Layanan tersebut diberikan melalui berbagai kegiatan antara lain (1) workshop-workshop untuk memahami perencanaan dan pengembangan desa berdasarkan potensi dan persoalan masing-masing, (2) TOT (Training of Trainer) untuk meningkatkan kapasitas para pendamping desa agar mumpuni, solutif dan inovatif, (3) pendampingan desa untuk mengupayakan penataan kawasan berdasarkan karakter dan potensi lokal, serta (4) memfasilitasi kemitraan antara desa dengan pihak swasta/BUMN melalui program CSR.

 

profil-4-2
Kegiatan-kegiatan Masterplan Desa. Sumber foto: https://www.masterplandesa.com/layanan/

 

Salah satu hasil kerja mereka yang akhirnya didokumentasikan dalam bentuk buku adalah Dusun Serut. Tulisan ini mengangkat proses pemulihan Dusun Serut dari keterpurukan akibat gempa bumi menjadi sebuah desa yang berkelanjutan.

 

Serut merupakan sebuah nama sebuah dusun yang berada di Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun Serut terletak di dataran rendah di sebelah selatan Kota Bantul. Luas area 57,2 ha, dengan jumlah penduduk 1178 jiwa. Mata pencaharian pokok sebagian besar masyarakat dusun adalah petani. Nama dusun ini berasal dari tanaman Serut, yang merupakan tanaman yang perlu dilestarikan.

 

Gempa bumi 6,2 skala Richter yang mengguncang Kota Yogyakarta dan sekitarnya pada tahun 2006 memakan banyak korban jiwa dan kerusakan terhadap tempat tinggal penduduk. Hal yang sama terjadi di Dusun Serut. Saat terjadinya gempa bumi tersebut, Serut memang merupakan salah satu wilayah yang cukup parah kerusakannya. Dari 312 rumah yang ada di sana, hanya tujuh rumah yang tersisa. Arah hadap rumah yang tidak menentu, tidak mengarah ke jalan, memperbesar jumlah korban gempa saat itu.

 

Setelah gempa tersebut, banyak bantuan yang datang baik dari pihak pemerintah maupun lembaga non pemerintah, untuk memberikan bantuan material maupun non material. Dusun Serut merupakan salah satu desa yang menerima lembaga-lembaga donor dengan tangan terbuka. Masterplan Desa adalah salah satu lembaga yang mendampingi proses perencanaan dan perbaikan kondisi Dusun Serut.

 

Dengan bantuan lembaga donor dan pendampingan yang diberikan oleh lembaga seperti Masterplan Desa, Dusun Serut mulai membuat perencanaan untuk memperbaiki kondisi mereka. Proses ini dilakukan sejalan dengan pemberian bantuan logistik. Perencanaan dimulai dengan merancang hal-hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu dalam kondisi darurat dan penataan kembali Dusun Serut. Proses perencanaan dilakukan bersama dengan warga dusun, yaitu dengan mengumpulkan data awal dan kebutuhan. Dalam rembug warga, mereka membuat profil dusun, yang bukan hanya sekadar data mentah, tetapi juga memuat informasi mengenai masalah dan pencarian solusi. Informasi-informasi yang disiapkan antara lain kondisi geografis, kependudukan, sarana, prasarana, perumahan, ekonomi dan produksi, kelembagaan, nilai sosial, regulasi, dan permasalahan utama yang dihadapi dusun. Setelah itu data diolah dan peta dusun disusun untuk dianalisa dan dijadikan rencana peruntukan kawasan dusun. Hasil perencanaan tersebut disampaikan ke masyarakat untuk diuji, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Proses perencanaan ini memakan waktu selama enam bulan sampai menghasilkan dokumen perencanaan. Proses tersebut menghasilkan dokumen perencanaan yang memang menjadi kebutuhan masyarakat antara lain rencana penataan/penguatan kandang kelompok, budidaya tanaman hias, pertanian organik, keramba untuk ikan air tawar, ruang hijau edukatif,  percontohan septic tank komunal, perbaikan drainase dan jalan desa, pembuatan jalan/gang baru, pembuatan Gedung Serba Guna, Tempat Pembuangan Sampah dan pembuatan kompos.

 

profil-3-2
Proses Perencanaan Dusun Serut menjadi Desa Aman Bencana Sumber foto: https://www.masterplandesa.com/desa-aman-bencana/dusun-serut-aman-bencana/

 

Pada tahun 2007 mereka berhasil menyusun dokumen rencana jangka menengah, dan setelah itu dilakukan proses penyusunan rencana jangka panjang. Perencanaan ini melibatkan masyarakat dan berkolaborasi dengan lembaga-lembaga lainnya seperti GRF dan lain-lain. Dalam proses perencanaan ini muncul gagasan mengenai “Serut Hijau 2030, Kampung Hijau Belajar Bersama”. Perencanaan jangka panjang ini di-break down untuk jangka waktu lima tahunan, dan memiliki satu tema dalam setiap tahap. Tema ini diturunkan menjadi program-program yang akan dikerjakan selama lima tahun tersebut.

 

Pada tahun 2010, setelah tiga tahun perencanaan berjalan, masyarakat Dusun Serut mulai merasakan potret dusun yang memiliki perencanaan. Hampir sebagian besar dari rencana kegiatan lima tahunan sudah terealisasi dan memberi dampak positif terhadap perubahan ekonomi menuju lebih baik. Hasilnya dapat dilihat dari mulai tertatanya pengembangan di Dusun Serut, baik dari sisi infrastruktur, sosial, dan ekonomi masyarakat. Dari hasil ini, masyarakat mulai yakin bahwa ternyata dokumen perencanaan dusun itu penting untuk keberlanjutan pembangunan dusun mereka.

 

Dalam pengelolaan lingkungan, Dusun Serut bermitra dengan perguruan-perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta. Beberapa unit kegiatan yang ada di Dusun Serut merupakan hasil kerjasama dengan perguruan tinggi. Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) misalnya, merupakan bentuk kerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) UPN “Veteran” Yogyakarta. Perguruan tinggi lainnya yang bekerjasama di bidang yang lain pula di antaranya yaitu UGM, UMY, dan USD Yogyakarta.

 

Pengembangan Dusun Serut bukanlah sebatas pengembangan fisik saja. Di tengah pandemi COVID-19, Dusun Serut secara kreatif mengembangkan kegiatan-kegiatan belajar di rumah untuk anak-anak PAUD Edelwys. Setiap hari Sabtu para guru PAUD berkunjung ke rumah murid dengan membawa oleh-oleh bahan belajar sekaligus melakukan upaya edukasi COVID-19. Oleh-oleh tersebut dapat berupa berbagai peralatan menulis dan menggambar serta berbagai bahan belajar yang dibagikan secara gratis dengan pendanaan dari kas dusun dan sumbangan pribadi. Kepala Dusun Serut juga mengupayakan perpustakaan online yang dapat diakses oleh seluruh warga Dusun Serut dengan kerjasama dengan seorang pustakawan pensiunan dari UGM yang saat ini aktif di UMY. Diharapkan perpustakaan online ini dapat menunjang kegiatan pendidikan anak-anak dan warga Dusun Serut secara daring.

 

profil-4a
Perpustakaan di Dusun Serut sebelum Pandemi COVID-19 Sumber foto: https://www.masterplandesa.com/artikel/simak-cara-kreatif-dusun-serut-menghadapi-covid-19/

 

Keberhasilan Dusun Serut dalam mengelola lingkungannya secara mandiri tidak lepas dari pengaruh pemimpin di dalamnya, yaitu Rahmad Tobadiyana, S.Pd. Kepala Dusun Serut yang telah menjabat sejak tahun 1991 ini merupakan sosok yang paling berpengaruh dalam kemajuan Dusun Serut.

 

Kisah Dusun Serut ini merupakan contoh bahwa kerusakan akibat bencana alam dapat dipulihkan dan menghasilkan kehidupan yang lebih baik daripada sebelumnya. Proses ini bukanlah sebuah proses yang mudah dan instan. Proses ini memerlukan waktu dan komitmen baik dari pemimpin maupun masyarakatnya. Keberadaan pendamping dan pemberi dana adalah faktor pendukung yang menjadi katalis proses penguatan di masyarakat. Keseluruhan hal ini adalah hal-hal kunci yang dimiliki oleh Dusun Serut yang akhirnya membawa mereka menjadi salah satu dusun percontohan di Kabupaten Bantul dan bahkan di tingkat nasional, khususnya terkait dengan pertanian organik dan partisipasi masyarakat.

 

Demikianlah contoh proses pemulihan kondisi masyarakat yang dilakukan oleh Masterplan Desa di Dusun Serut. Kisah ini hanyalah salah satu dari banyak lagi kisah kerja-kerja Masterplan Desa di berbagai lokasi di Indonesia. Jika Anda tertarik untuk mendalami kisah-kisah tersebut, atau mempelajari metode-metode yang digunakan oleh Masterplan Desa, atau untuk memperoleh informasi lebih lanjut, Anda dapat berkunjung ke website mereka di https://www.masterplandesa.com/. Semoga yang dilakukan oleh Masterplan Desa dapat membawa semakin banyak manfaat bagi desa-desa lainnya di seluruh nusantara.

***

 

Agustein Okamita

Agustein Okamita

Agustein Okamita adalah ibu rumah tangga dengan dua anak. Bergabung dengan KAIL sebagai relawan pada tahun 2013, dan saat ini menjadi salah seorang staf KAIL.

Related Posts

[Profil] Bertani Itu Banyak Rasanya

[Profil] Bertani Itu Banyak Rasanya

[Profil] OPIK: PEMUDA KOTA YANG MENJADI PETANI KOTA

[Profil] OPIK: PEMUDA KOTA YANG MENJADI PETANI KOTA

[Profil] Profil Pemimpin Muda di Era Globalisasi

[Profil] Kebun Firdaus: Sebuah Pembelajaran Membangun Kebun Sekolah

[Profil] Kebun Firdaus: Sebuah Pembelajaran Membangun Kebun Sekolah

No Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

edisi

Terbaru

Rubrik

Recent Comments

STATISTIK

Online User: 0
Today’s Visitors: 11
Total Visitors: 59716

Visitors are unique visitors