[Masalah Kita] Homo Deva, Manusia Pemulih Bumi

[Masalah Kita] Homo Deva, Manusia Pemulih Bumi

Pandemi covid-19 tak kunjung usai. Ditambah dengan suhu bumi yang terus meningkat, akankah kepunahan massal ke-6 akan terjadi? Kepunahan massal sebelumnya terjadi di jaman Ordovician-Sillurian, jaman Devonian, jaman Permian-Triassic, jaman Triassic-Jurassic, dan jaman Cretaceous-Paleogene, berpuluh juta sampai beratus juta tahun lampau.

Di setiap kepunahan, 60-75% spesies musnah. Spesies yang bertahan, berevolusi di planet ini sesuai dengan prinsip seleksi alam. Manusia modern terlihat jejaknya 2,5 juta tahun lampau. Homo sapiens yang mulai berevolusi sejak 150.000 tahun lalu, pada 10.000 tahun terakhir adalah satu-satunya spesies manusia yang ada. Spesies lain (Homo rudolfensis, Homo erectus, Homo neanderthalensis, Homo soloensis, Homo floresiensis dll) mulai punah 70.000 tahun silam.

Homo sapiens menaklukkan dunia berkat kemampuan uniknya untuk percaya pada mitos-mitos kolektif tentang dewa, uang, kesetaraan dan kebebasan – seperti dijelaskan dalam buku Sapiens. Dalam bukunya yang lain, Homo Deus, Prof Yuval Noah Harari (seorang ahli sejarah dunia) menelaah ke masa depan dan mengeksplorasi bagaimana kekuatan global bergeser. Di abad 21 ini Homo sapiens (artinya manusia bijak) telah melewati batasnya. Kekuatan utama evolusi – seleksi alam – digantikan oleh teknologi baru tingkat dewa, seperti desain cerdas, rekayasa cyborg, kecerdasan buatan dan rekayasa genetika. Inilah era Homo deus (Manusia Tuhan). Teknologi menciptakan Homo deus, model manusia yang jauh lebih unggul. Akan tetapi manusia akan kehilangan tidak hanya dominasinya atas dunia, tetapi juga semuanya. Manusia akan tergantikan oleh mesin, atas nama kebebasan dan individualisme.

Mary Belknap PhD sependapat. Era Homo sapiens akan segera berakhir. Tetapi adalah Homo deva (Manusia Keilahian) yang akan menjadi penggantinya. Belknap adalah psikolog pendidikan dan pengacara. Tulisan dan pengamatannya berdasarkan pada 40 tahun eksplorasi di perbatasan perkembangan manusia dan klimaks budaya. Ia melihat proses ilahiah dan energi universal di dalam perkembangan sejak bumi dijadikan sampai terbentuknya Homo deva dan seterusnya. Menurutnya, tahap evolusi berikutnya akan melibatkan transisi mental, emosional, perilaku, biologis, keplanetan, dan jiwa yang diprakarsai dan diekspresikan melalui bagian manusia individu. Homo deva memadukan intelektualitas dengan kekuatan intuisi dan kreatif.

Tantangan unik dari awal abad 21 sebagian besar diciptakan dengan kecerdasan dan nafsu emosional kita – terutama teritorialitas, keposesifan, dan perolehan material kita. Kecenderungan ini telah menghasilkan ketidakadilan kekayaan dan sumber daya yang besar, serta pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal populasi manusia. Dalam situasi ini, spesies kita menghadapi turbulensi yang parah. Homo sapiens mengalami kesulitan menemukan arah yang stabil dan cara untuk menghilangkan stres serta menyelesaikan masalah ekologi lokal, nasional dan internasional, kesehatan, dan sosial. Manusia tidak bisa memecahkan semua masalah pada tingkat mental yang sama ketika menciptakan masalah tersebut. Kita perlu tumbuh ke tingkat berikutnya, untuk melihat keluar dan melihat solusi yang memungkinkan.

Ada tiga fase utama dalam perkembangan mental Homo deva, yang dimulai pada setengah abad terakhir. Fase-fase ini bukan peristiwa terpisah, melainkan serangkaian aliran energi. Pola energi ini dibangun melalui banyak pilihan harian dalam kehidupan kita.

Fase 1 adalah kebangkitan intuisi. Di fase ini banyak orang tersadar bahwa mereka adalah bagian yang hidup dari planet ini, dan bahkan semua makhluk hidup di planet ini bersama-sama membentuk entitas tunggal, sistem energi spesies-dan-bumi. Mereka memperolehnya melalui penelitian, bepergian ke negara lain, belajar bahasa lain, pertukaran pelajar, meditasi dan praktik spiritual lainnya, pengalaman mendekati kematian, pekerjaan dan pendidikan internasional, dll. Banyak dari mereka telah menjadi aktif dalam keadilan sosial, lingkungan, pertukaran transnasional dan organisasi ekonomi ramah lingkungan.

masalah-kita_maya_5-png
Fase 1 – Sumber: Belknap, Mary. 2019. Homo Deva, Tahap Lanjut Evolusi Umat Manusia untuk Memenangkan Masa Depan

 

Pada dua-tiga dasawarsa terakhir kita berpindah ke Fase 2 – Kebangkitan Intensi. Ribuan dan secara bertahap jutaan orang mengintegrasikan kesadaran kepedulian dan dedikasi keplanetan ke dalam kehidupan pribadi mereka. Mereka secara teratur meluangkan waktu, uang, dan energi pribadi untuk memperbaiki kondisi dalam masyarakat mereka dan dunia yang lebih besar. Identifikasi emosional mereka telah berkembang untuk merangkul seluruh manusia dan planet kediaman kita. Dan identifikasi itu diungkapkan secara nyata melalui intensi dan inovasi harian.

masalah-kita_maya_6-png
Fase 2 Sumber: Belknap, Mary. 2019. Homo Deva, Tahap Lanjut Evolusi Umat Manusia untuk Memenangkan Masa Depan

Fase 3 adalah Kebangkitan Identitas. Fase ini menghubungkan tingkat keberadaan jauh melampaui fungsi fisik manusia. Manusia secara individu berevolusi melampaui keterbatasan kesadaran dan kemauan, menghasilkan pencerahan mapan pada tingkat ekologi. Mereka yang mencapai fase 3 (disebut juga dengan ‘benih kehidupan’) telah berevolusi menjadi Homo deva tingkat tinggi yang berfungsi. Denyut stabil dari otak, jantung dan kepala mereka akan terpancar sebagai bidang penyembuhan morfologis terpadu – dalam beberapa tradisi spiritual, bidang ini disebut “kehadiran Tuhan”, dalam tradisi lain disebut “sentuhan rahmat”, dan dalam sejarah medis akan banyak laporan tentang penyembuhan luar biasa yang terkait dengan kontak tersebut. Fase ini akan ditandai dengan akselerasi signifikan dari proses regenerasi fisiologis. Akselerasi seperti ini akan terjadi untuk individu, kelompok, dan sekumpulan manusia yang lebih besar. Dan ini tidak akan lagi tampak sebagai hal yang “tak terkatakan”, tetapi akan dipahami secara rasional, bahkan akan diajarkan di universitas dan perguruan tinggi penyembuhan kita.

masalah-kita_maya_7-png
Fase 3 – Sumber: Belknap, Mary. 2019. Homo Deva, Tahap Lanjut Evolusi Umat Manusia untuk Memenangkan Masa Depan

Di antara para perintis yang berani ini, mereka akan menjadi pilot untuk menggerakkan lokus identitas spesies kita ke atas menuju tingkat kehidupan utama berikutnya di bumi. Langkahnya adalah dari fisi menuju fusi, dari agresi/dominasi menuju pancaran penyembuhan, dari ketakutan dan keraguan diri menuju pelepasan kehendak yang penuh sukacita, dan dari entropi materi menuju sintropi kehidupan yang melahirkan kehidupan.

Mereka mulai diakui dan diterima secara nyata (pada saat menulis buku di tahun 2004, Belknap memperkirakan ini terjadi pada 2020). Transisi akan memasuki kondisi pertumbuhan dan kreativitas yang mapan. Penerimaan mental oleh banyak orang akan datang bahkan lebih cepat lagi. Saat itulah penyembuhan yang lebih dalam bisa terjadi.

Dorongan untuk inovasi ini akan muncul melalui banyak orang di 200 negara lebih di keenam benua. Belknap memperkirakan ada 3.000-10.000 orang yang akan melintasi ketiga fase tahap ini pada tahun 2020-2025. Mungkin kita akan kenal beberapa dari mereka, atau bahkan menjadi salah satu dari mereka. Dan kita semua akan mendapat manfaat dari akselerasi positif dalam tahap kita sendiri yang akan dirangsang oleh medan energi inovasi ini. Seluruh manusia akan dimampukan dan diberdayakan untuk mengambil langkah apa pun berikutnya bagi setiap individu.

Tidak semua akan melawati fase 3 ini. Akan banyak orang yang tetap mempertahankan gaya hidupnya yang terus merusak. Kita masing-masing dapat memilih evolusi cabang mana yang kita tempuh. Jika memilih jalan keluarga bumi yang bersatu, kita akan membantu memunculkan visi yang koheren, kebijaksanaan, kasih sayang, kreativitas, kekuatan, keberanian, keyakinan, ketekunan, dan tindakan yang selaras untuk menjadi spesies ilahi sepenuhnya. Kita punya pilihan di depan.

***

masalah-kita_maya_1
Blessing Bumi – Bagian dari Meditasi Twin Heart di Pranic Healing Center di Solo. Sumber: Dokumentasi Yayasan Prana Jawa Bali

 

Saya menemukan relevansi tulisan Harari dan Belknap pada dua aktivitas saya akhir-akhir ini: desain cerdas dan pranic healing. Bagi saya, pertanyaannya bukan Homo deus atau Homo deva yang akan menggantikan Homo sapiens. Mungkin keduanya. Mungkin Homo deus dengan kebijakan seorang Homo deva adalah jawabannya.

Entah apakah sebuah kebetulan. Minat dan kemampuan saya dalam pranic healing meningkat pesat dan melesat menjelang tahun 2020. Bukan hanya kesehatan, relasi, finansial dan spiritualitas seseorang yang bisa memperoleh penyembuhan dari seorang pranic healer seperti saya, tetapi juga bumi beserta isinya. Komunitas Pranic Healing kini telah tersebar di 150 negara di seluruh dunia. Misi Master Choa Kok Sui, pendirinya, adalah “Mewujudkan Surga di Bumi”. Adakah saya & pranic healer lain adalah Homo deva?

Apakah peristiwa di tahun 2020-2025 yang disebut Mary Belknap “peristiwa psikologis yang harus dilintasi bersama karena adanya ketakutan akan kepunahan spesies”, adalah Pandemi Covid-19? Bila ya, sepertinya tepat pendapatnya, “Menghadapi (potensi) akibat keberadaan dan menjinakkan kengeriannya, sekali dan untuk selamanya, adalah tugas dalam dasawarsa berikutnya” (Belknap, 2004).

Setelah membaca tulisan ini, apakah Anda dapat mengenali bahwa diri Anda adalah sosok kreatif (Fase 1), sosok inovator (fase 2), atau benih kehidupan (fase 3)? Setiap orang yang telah berada di fase-fase ini akan membantu orang lain untuk mencapai fase tersebut. Kita semua yang lebih jauh di sepanjang jalan memiliki tanggung jawab moral dan sakral untuk merencanakan dan menciptakan struktur sipil dan sosial yang memelihara setiap individu dan memungkinkan masing-masing untuk membuat capaian setinggi mungkin. Bagi sebagian orang, mungkin berarti sekedar memelihara kebaikan, kebenaran, dan keindahan hidup. Bagi yang ingin melangkah lebih jauh, bersiaplah menciptakan hubungan dengan sekutu potensial dalam perjalanan ini. Mereka bisa orang, binatang, tanaman, atau gunung – makhluk apapun yang kehadirannya menyentuh hati Anda dan yang memiliki investasi mendalam pada lima hingga sepuluh tahun ke depan. Sekutu melindungi energi Anda dengan memberikan miliknya sendiri. Bersama mereka, Anda dapat berbagi cerita dan mimpi tentang masa depan, lalu menggunakan kekuatan bicara untuk mengekspresikan gagasan-gagasan tsb dan mengambil langkah bersama.

Siapapun Anda, Mary Belknap memberi ajakan yang jelas, “Pekerjaan menyembuhkan keluarga Bumi kita membutuhkan Anda. Umat manusia kini perlu tumbuh dengan cepat dan dorongan pertumbuhan seringkali menyakitkan”

—–

Referensi:

Belknap, Mary. 2019. Homo Deva, Tahap Lanjut Evolusi Umat Manusia untuk Memenangkan Masa Depan. Terjemahan. Penerbit Alvabet

Harari, Yuval Noah. 2015. Homo Deus, Masa Depan Umat Manusia. Terjemahan. Penerbit Alvabet

Harari, Yuval Noah. 2021. Sapiens, Riwayat Singkat Umat Manusia. Terjemahan.Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia

 

 

 

Maria Dian Nurani

Maria Dian Nurani

Maria Dian Nurani, biasa disapa Maya, sehari-hari bekerja sebagai konsultan, trainer dan dosen di bidang sustainability. Perhatian dan minatnya pada spiritualitas dan keseimbangan mind-body-soul membawanya pada praktik yoga sejak 1997. Akhir 2018 ia memperoleh sertifikasi yoga teacher RYT-200 dari Yoga Alliance. Pranic healing yang dikembangkan oleh Master Choa Kok Sui mulai ia pelajari dan praktikkan sejak akhir 2018.

Related Posts

[Masalah Kita] Kisah Kasih Kota dan Desa  (K3D)

[Masalah Kita] Kisah Kasih Kota dan Desa (K3D)

[Masalah Kita] Post-Truth: Dilema Baru dalam Kebebasan Berdemokrasi

[Masalah Kita] Post-Truth: Dilema Baru dalam Kebebasan Berdemokrasi

[Masalah Kita] Kaum Muda Saat Ini

[Masalah Kita]  Sekolah dan Kehidupan

[Masalah Kita] Sekolah dan Kehidupan

No Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

edisi

Terbaru

Rubrik

Recent Comments

STATISTIK

Online User: 0
Today’s Visitors: 11
Total Visitors: 59716

Visitors are unique visitors