
[MASALAH KITA] – Peran Ayah Dalam Keluarga Masa Kini
![]() |
Foto: dokumen pribadi Navita |
Peran seorang ayah kerap diasosiasikan dengan peran sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah yang harus berada di luar rumah. Selain itu, sosok ayah yang dingin dan kurang dekat dengan anak-anaknya kerap menjadi pemandangan umum dalam keluarga di Indonesia. Namun, seiring dengan perkembangan jaman dan dinamika sosial masyarakat, peran ayah dalam keluarga sedikit demi sedikit mulai bergeser. Desakan finansial sedikit banyak telah menempatkan ayah dan ibu sebagai pencari nafkah untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan keluarga. Pada situasi yang lain, seorang ayah tidak lagi harus mencari nafkah dengan berada di luar rumah, bekerja bisa dilakukan dari dalam rumah, maka di sini ayah bisa turut berperan dalam mengerjakan tugas rumah tangga “yang biasanya” dikerjakan oleh para ibu. Secara umum, para ayah semakin banyak terlibat dalam pekerjaan domestik yang biasanya hanya dikerjakan oleh para ibu, seperti mengasuh dan mendidik anak.
- Menjadi rekanan yang sejajar bagi istri
- Ayah harus hadir di tengah urusan keluarga dengan prinsip : ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani
- Ayah dan ibu mengurus anak secara bersama
- Bisa berkomunikasi dengan anak
- Sebagai sahabat, teman, saudara
- Menjadi pendengar yang baik
- Intens memberikan perhatian dan pendampingan
- Soal waktu untuk bersama dengan keluarga (istri dan anak). Ketersediaan waktu yang dimiliki seorang ayah dipengaruhi oleh beban pekerjaan yang ia kerjakan ataupun manajemen waktu yang dilakukan. Menyediakan waktu bagi keluarga, termasuk di dalamnya adalah hadir di dalam proses tumbuh kembang anak, hadir di kala anak membutuhkan sosok ayahnya. Terkadang dengan jenis pekerjaan yang menuntut waktu di luar rumah, hal pengasuhan anak terpaksa dipindahtangankan atau membutuhkan bantuan dari tenaga pengasuh.
- Soal pengendalian emosi.Terkadang pada saat beban kerja sedang tinggi, ataupun pada kondisi yang kurang menyenangkan, bersikap tenang dan berkepala dingin menjadi tantangan. Terutama pada saat menghadapi anak-anak. Tidak jarang, anak-anak mendapatkan pelampiasan emosi negatif orang tua tanpa sempat memahaminya dengan bijaksana. Pengendalian emosi ini mungkin terkait dengan persoalan pengenalan diri dalam pribadi sang ayah. Salah seorang responden mengemukakan bahwa dengan mengenal diri akan membantu ayah untuk dapat berpartisipasi dalam mengelola keluarganya dengan baik.
- Soal nilai-nilai yang berbeda dari lingkungan pergaulan.Setiap anak-anak tidak dapat terhindarkan untuk bergaul dengan lingkungan tempat tinggalnya, di mana interaksi nilai-nilai terjadi dan kemungkinan memiliki pertentangan dengan nilai-nilai yang telah diajarkan kepada anak-anak.
- Soal gadget smartphone. Dewasa ini hampir semua keluarga memiliki smartphoneyang menawarkan berbagai fitur canggih, terutama untuk hiburan. Terkoneksi dengan internet setiap hari, kerap menyita perhatian orang tua dari perhatian. Di sisi lain, ketika anak-anak terpapar dengan smartphone menyebabkan mereka jauh dari realitas hidup sehari-hari dan kurang bergerak. Hal ini turut menurunkan kualitas kesehatan anak-anak. Disiplin dalam penggunaan smartphonedan kesepakatan antara ayah-ibu menjadi kunci dalam penegakan disiplin tersebut.
Tantangan-tantangan tersebut mungkin tidak dialami oleh semua ayah (keluarga), karena setiap keluarga memiliki tantangannya masing-masing.
Ke depannya, peran ayah dan ibu merupakan hasil kesepakatan di antara pasangan, bukan sesuatu yang diharuskan oleh masyarakat. Bagaimanapun, ayah dan ibu adalah yang paling mengerti apa yang mereka hadapi di dalam hidup sehari-hari. Ayah pun diharapkan dapat semakin hadir dalam hidup anak-anaknya.
![]() |
Ayah – ibu – anak |
No Comment