[Tips] Memperkenalkan Pertanian Kepada Generasi Muda

[Tips] Memperkenalkan Pertanian Kepada Generasi Muda

Belajar dari Pengalaman Filipina dan Indonesia

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang penting di dalam pembangunan. Di Indonesia, sektor ini menyumbangkan banyak devisa dan menyerap banyak tenaga kerja. Persoalannya, semakin lama rata-rata usia petani semakin tua dan berkurangnya petani usia muda. Di Indonesia, data BPS menunjukkan perubahan komposisi usia petani. Jumlah petani yang berusia di atas 55 tahun meningkat dari 18% pada tahun 1983 menjadi 33% pada tahun 2013, sementara jumlah petani di bawah usia 35 tahun menurun dari 25% pada tahun 1983 menjadi tinggal 13% pada tahun 2013. Trend tersebut antara lain disebabkan oleh kondisi petani, apalagi petani kecil atau petani gurem yang semakin terpuruk.

Keterpurukan petani kecil ini disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang pertama adalah persoalan harga. Harga ini ditentukan oleh sistem pasar yang tidak berpihak ke petani. Di saat panen melimpah, harga biasanya rendah; sementara harga justru melambung di saat paceklik karena petani tidak panen. Karena itu, harga tinggi tersebut tidak terlalu menguntungkan petani. Selain harga penjualan, petani juga mengalami persoalan kenaikan harga input produksi. Harga pupuk, pestisida, dan benih semakin lama semakin mahal. Di sisi lain, petani sulit keluar dari sistem pertanian yang menggunakan pupuk, pestisida, dan benih buatan pabrik, karena mereka sudah tidak memiliki pengetahuan dan aset yang dibutuhkan untuk memproduksi alat-alat dan sarana produksi tersebut secara mandiri. Selain itu, para petani kecil atau petani gurem biasanya memiliki keterbatasan kepemilikan atau akses terhadap lahan. Mereka juga mengalami keterbatasan akses terhadap sarana produksi pertanian. Ditambah lagi dengan persoalan perubahan iklim yang meningkatkan frekuensi kekeringan dan banjir, yang mengurangi kemungkinan keberhasilan panen.

Banyak upaya telah dilakukan untuk meningkatkan minat generasi muda terhadap sektor pertanian. Tulisan ini mengangkat dua inisiatif untuk memperkenalkan pertanian kepada generasi muda. Inisiatif pertama dilakukan oleh sebuah koperasi di Cavite, Filipina, yaitu Yakap at Halik Eden Farm. Inisiatif kedua adalah Tani Bestari yang diinisiasi oleh Seni Tani, sebuah start-up yang didirikan oleh sekelompok kaum muda di Kota Bandung, Indonesia.

 

1. Yakap at Halik Eden Farm

Yakap at Halik Eden Farm adalah sebuah koperasi multiguna yang berlokasi di Cavite, Filipina. Nama koperasi itu jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti Peluk dan Cium Pertanian Surga. Salah satu kegiatan koperasi tersebut adalah penguatan petani agar mereka dapat menerapkan pertanian organik dengan memperoleh sertifikasi dan komersialisasi buah dan sayur olahan dari hasil panen mereka. Selain itu, mereka juga punya banyak kegiatan yang lain. Di koperasi itu kita dapat menemukan produk-produk olahan yang diproduksi oleh para anggota seperti keripik pisang, manisan dan aneka pangan olahan lainnya.

tips1-4
Generasi Muda di Eden Farm
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada bulan April 2023, saya sempat berkunjung ke sana. Yang paling menarik bagi saya dari Koperasi ini adalah mereka tidak hanya berfokus pada petani dewasa untuk meningkatkan produksi dan memperoleh akses pasar untuk produk pertanian dan olahannya, melainkan memiliki program khusus untuk membuat generasi muda menyukai dunia pertanian. Mereka membuat kegiatan-kegiatan menarik untuk generasi muda agar mau bertani bersama. Kegiatan-kegiatan tersebut dikemas sebagai kegiatan-kegiatan pelatihan pengembangan diri yang bertujuan membangun bonding di antara peserta.

Selain itu, mereka juga mengintegrasikan berbagai kegiatan seni di kebun. Salah satu kegiatan seni yang menarik adalah membangun instalasi dari bahan-bahan bekas di tengah kebun. Selain itu bahan bekas juga mereka gunakan sebagai pot-pot untuk tanaman, penghias pagar, dan lain-lain. Seluruh karya seni tersebut turut mempercantik Eden Farm.

Di koperasi tersebut, saya bertemu dengan beberapa orang dari generasi muda ini. Mereka tampak senang dengan program yang mereka ikuti. Mereka memperlihatkan kepada saya, hasil karya kolektif mereka di Eden Farm. Mereka menemani saya berkeliling kebun, menunjukkan tanaman-tanaman yang mereka tanam, dan juga ternak yang dipelihara di pertanian tersebut. Mereka juga menceritakan beberapa kegiatan yang mereka ikuti dan beberapa instalasi yang mereka buat dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

tips2-5
Instalasi yang dibuat oleh generasi muda yang belajar bertani di Eden Farm
Sumber: Dokumentasi Pribadi

 

2. Tani Bestari

Tani Bestari adalah sebuah program yang diinisiasi oleh Seni Tani, sebuah start-up yang dibentuk oleh sejumlah orang muda di Kota Bandung. Program ini ditujukan untuk memberikan pelatihan pertanian regeneratif kepada kaum muda di perkotaan. Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat memiliki keterampilan untuk memanfaatkan lahan tidur perkotaan menjadi lahan produktif penghasil sayur. Orang-orang muda ini kebanyakan tidak memiliki keterampilan bertani sebelumnya. Mereka adalah mahasiswa atau lulusan S1 yang masih memiliki waktu luang untuk berkegiatan sosial.

Melalui program ini para peserta diperkenalkan dengan keterampilan teknis berkebun, aspek pengembangan komunitas dan ekonomi dari berkebun, serta berbagai sesi untuk menambah wawasan dan pengembangan diri peserta. Pelatihan teknis berkebun tidak hanya diberikan dalam bentuk kuliah, tetapi juga dalam bentuk satu siklus praktek bertanam sayur, mulai dari penanaman sampai dengan panen. Selain itu mereka juga melakukan praktek untuk mengembangkan kebun komunitas untuk warga di kawasan padat penduduk, mulai dari mendata kebutuhan warga, merancang kebun yang sesuai dengan kebutuhan tersebut, lalu membuat kebunnya bersama warga, mulai tahap pengolahan tanah sampai dengan panen. Sesi pengembangan wawasan dan pengembangan diri dilakukan dengan mengundang beberapa narasumber untuk memberikan materi secara online.

tips3-3
Peserta Program Tani Bestari panen bersama warga
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dalam program ini peserta hadir setiap hari Sabtu dan Minggu selama kurang lebih empat bulan, ditambah sesi-sesi online di antaranya untuk membuat tugas. Melalui program ini para peserta berdiskusi tidak hanya soal sayur dan pertanian, tetapi juga tentang berbagai topik yang menjadi perhatian mereka sebagai generasi muda, terutama yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan dan perubahan iklim. Mereka mempertanyakan berbagai hal yang mereka alami baik di kampus, di tempat kerja maupun di masyarakat. Mereka juga mendialogkan hal-hal tersebut dengan nilai-nilai yang mereka pegang.

Setelah selain mengikuti program ini, belum ada di antara peserta yang memutuskan menjadi petani secara penuh. Para peserta menyadari betapa beratnya kehidupan petani dan betapa sedikitnya yang mereka dapatkan dari proses tersebut. Meskipun demikian, pengalaman bersama selama beberapa bulan berkenalan dengan dunia pertanian membangun kepedulian mereka terhadap ekosistem pertanian dan kehidupan petani, serta cara pandang dan praktik-praktik yang mendukung upaya mitigasi perubahan iklim. Ini menjadi bekal untuk mereka, di manapun mereka berada, untuk mendukung petani dan pertanian berkelanjutan di masa yang akan datang.

 

Penutup

Perkembangan dunia membuat hidup kita menjadi praktis dan mudah. Di masa kini kita terbiasa mendapatkan sesuatu secara instan. Sebagai contoh, kita dapat memperoleh pangan dengan mudah dan murah di pasar dan bahkan bisa memesan makanan jadi untuk diantar langsung sampai ke rumah melalui pesanan online. Di tengah situasi seperti ini, memperkenalkan dunia pertanian, khususnya pertanian pangan kepada generasi muda, menjadi sangat penting. Proses ini menghubungkan kembali generasi muda dengan ekosistem pertanian dan petani yang menghasilkan pangan mereka. Melalui proses ini, generasi muda mengetahui kompleksitas proses menghasilkan pangan dan suka duka kehidupan petani sebagai penghasil pangan. Semoga proses ini dapat diikuti oleh semakin banyak inisiatif serupa di tempat-tempat lainnya di masa depan.

***

 

Any Sulistyowati

Any Sulistyowati

Any Sulistyowati adalah trainer dan fasilitator di Perkumpulan Kuncup Padang Ilalang. Peran utama yang sedang dijalani saat ini adalah: (1) memfasilitasi komunitas/ organisasi/ kelompok untuk membuat visi bersama dan perencanaan untuk membangun dunia yang lebih berkelanjutan, (2) menuliskan inisiatif-inisiatif untuk membangun dunia yang lebih berkelanjutan, (3) membangun pusat belajar (Rumah KAIL) untuk memfasilitasi proses berbagi dan belajar antar individu dan organisasi.

Related Posts

[Tips] Melampaui Piring: Solusi Lokal untuk Masalah Global

[Tips] Melampaui Piring: Solusi Lokal untuk Masalah Global

[Tips] CBS : Berurut dan Bermakna

[Tips] CBS : Berurut dan Bermakna

[Tips] Latihan Menyulam Sambil Curhat

[Tips] Latihan Menyulam Sambil Curhat

[Tips] Melatih Keterampilan Berpikir Sistem Pada Remaja Melalui Permainan

[Tips] Melatih Keterampilan Berpikir Sistem Pada Remaja Melalui Permainan

No Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

edisi

Terbaru

Rubrik

Recent Comments

STATISTIK

Online User: 0
Today’s Visitors: 57
Total Visitors: 59762

Visitors are unique visitors